Articles

Tidak Makan 14 Hari!

Judul diatas benar-benar saya lakukan. Selama 14 hari saya tidak makan dan hanya minum air putih. Banyak orang mengernyitkan dahi dengan apa yang sudah saya putuskan. Teman dekat saya cukup shock dan berusaha memberikan alasan agar saya mengurungkan niat. Terakhir teman saya justru bilang saya kepala batu karena tetap pada pendirian. Satu dari teman saya juga minta bukti-bukti bahwa apa yang saya lakukan pernah dimuat di jurnal ilmiah yang punya impact factor. *hff* Teman dekat saya yang meragukan akhirnya cukup tak bisa berkata apa-apa ketika saya tunjukkan jurnalnya. Ketika melakukan, saya tidak mau berdebat dan butuh energi positif. Buat saya, dukung atau just be silence! Tetangga flat saya yang orang Ukraina justru uring-uringan, ketika tahu bahwa saya sudah melakukannya. Dia mengatakan hanya orang ‘bodoh’ dan melawan kehendak alam yang melakukan hal seperti itu. Ini dikatakan setelah saya refeeding hari keenam, “Semua yang ada di alam ini ya untuk dimakan. Itu alamiah!”, ujarnya.

Sebelumnya pada tanggal 23-24 Desember 2013, eczema atau eksim yang sudah divonis dokter sejak 3 tahun lalu kambuh lagi. Dan kali itu, yang terparah sejak 3 tahun. Namun, sejujurnya penyakit saya tidak hanya eksim saja. Ada beberapa penyakit yang sering mampir, mulai dari urusan pencernaan, migrain, punggung dan pinggang yang sakit silih berganti, kolesterol, hemoroid, dan fatigue. Di daerah pencernaan bisa dibilang sudah beberapa tahun terakhir faeces saya cenderung cair. Belum lagi secara keturunan, mulai dari kakek buyut saya dari pihak ayah ataupun ibu punya sejarah kanker di daerah pencernaan atau daerah lain, sehingga sudah semestinya saya berhati-hati. Hanya satu orang di keluarga kami yang benar-benar punya pola hidup sehat, yaitu Buyut putri dari pihak ibu yang memang adalah strict vegan. Di usianya yang menjelang 100 ketika itu beliau masih jalan-jalan setiap pagi, memasak, dan tidak mengalami dementia alias pikun. Bahkan beliau mengatakan kalau tidak bergerak sama sekali, malah sakit semua.

Sejak kedatangan saya ke Polandia tanggal 5 Desember 2013 tubuh saya bisa dibilang jauh dari fit. Saya drop. Saya sering pusing. Padahal saya sudah melalui masa jetlag. Stamina saya mendadak terus dibawah, tak bisa konsentrasi dan tak bisa melakukan apa-apa. Stress dengan semua deadline yang harus saya kerjakan sebelum tanggal 7 Januari membuat saya jadi gampang uring-uringan. Ditambah problem pencernaan bukan hanya pada masalah kepadatan faeces, tetapi masalah BAB di pagi hari yang bisa jadi saya sampai tiga kali. Belum lagi juga urusan gas yang menyertai BAB yang sangat menganggu (bisa jadi orang lain dan tetangga juga terganggu hehehe). Sebelumnya, dan entah mulai kapan, saya nyaris tak pernah merasakan bangun tidur benar-benar fit.

Eksim yang saya derita sejak 3 tahun lalu ini timbul tenggelam munculnya. Saya sebenarnya menyadari bahwa eksim tidak pernah benar-benar bisa disembuhkan karena ada faktor genetik, lingkungan dan juga pola makan. Yang bisa saya lakukan memang hanya mengontrol. Namun apapun, tidak habis-habisnya saya berobat ke dokter spesialis kulit baik itu di Indonesia maupun di Polandia. Uang yang saya keluarkan untuk berobat juga sangat menguras kantong. Tapi apa hasilnya? obat dokter hanya mampu menyembuhkan selama sebulan atau maksimal dua bulan. Terakhir saya pergi ke dokter spesialis kulit di Polandia, saya serahkan semua komposisi obat yang pernah diberikan oleh dokter lain mulai dari dokter di Indonesia hingga Polandia. Dari dokter tersebut, saya tahu, bahwa sebagian kecil dari dokter yang lain tadi, ternyata pernah memberikan corticosteroid, padahal corticosteroid tidak bisa digunakan dalam jangka waktu lama.

Biaya yang saya keluarkan untuk membeli obat dari dokter-dokter polandia pun harganya berkisar antara 800 ribu hingga 1,2 juta hanya untuk satu salep, jika dikurskan rupiah.

Di Indonesia tak hanya obat dari resep dokter yang pernah saya coba, bahkan obat-obat “nyeleneh”, atas saran teman, seperti minyak kalajengking, minyak kobra, pernah saya gunakan. Tokek pun pernah saya konsumsi. Jangan geli. Waktu itu pikiran saya hanya satu, saya hanya ingin sembuh. Minimal hilanglah bekasnya.

Apapun, dokter terakhir di Polandia membuat saya banyak berharap, bahwa eksim saya akan sembuh. Beliau memberikan obat yang bukan corticosteroid tentunya. Ini obat termahal yang saya beli, yang tadi saya bilang, 1,2 juta rupiah jika dikurskan. Dan akhirnya eksim saya sembuh.

Namun apa yang terjadi 2 bulan kemudian? Eksim saya kambuh lagi. Dan kambuh yang terakhir adalah tanggal 23 desember. 24 desember adalah gatal terparah yang pernah saya rasakan dalam hidup.  Salah satu penyebab eksim selain karena genetik, seperti yang saya bilang, adalah juga alergi terhadap makanan, kekebalan tubuh yang katanya berlebihan, dan ternyata juga stress. Saat 24 desember, Saya nyaris tidak bisa berdiri karena gatal yang luar biasa. Saya gunakan es untuk menahan gatal, tapi es kemudian hanya bertahan beberapa menit, dan kemudian gatal menyerang lagi. Kulit saya menjadi tebal setebal-tebalnya. Yang tertebal dari yang pernah saya lihat sejak divonis Eksim.

Lain hal sudah seminggu lebih kondisi tubuh saya juga drop dan fatigue.

Saya kemudian mencari informasi di internet. Saya mencari dengan kata kunci how to cure eczema effectively? Saya membaca artikelnya satu persatu. Dan kemudian saya menemukan water fasting atau juice fasting.  Entah kenapa saat itu saya lebih tertarik dengan water fasting. Dari sana saya tahu beberapa orang melakukan water fasting selama 3, 5, 7, 14, hingga 21 hari.

Yang benar saja water fasting 14 bahkan 21 hari? Darimana kemudian energi bisa kita dapat kalau tidak makan? Saya kemudian membaca artikel ini satu persatu dengan teliti, mulai dari sejarahnya, resiko untuk beberapa orang tertentu, program diet paska water fasting, pro kontranya, hingga testimoninya. Dan saya tak peduli dengan kontranya. Hari itu juga kemudian saya memutuskan untuk water fasting selama 14 hari dimulai tanggal 25 desember.

Sebelum benar-benar bulat memutuskannya, saya tiba-tiba teringat teman yang juga seorang peneliti di bidang biologi yang bekerja di PAN atau LIPI-nya Polandia. Saya meminta nasehatnya. Kebetulan rekan saya ini pernah meneliti berbagai jenis puasa. Dia bilang semua jenis puasa itu sehat, baik itu juice fasting, water fasting ataupun intermitten fasting. Khusus untuk water fasting, dia mewanti-wanti bahwa melakukan water fasting lebih dari 3 hari mesti dengan supervisi.  Lain hal yang dia tekankan adalah refeeding paska water fasting adalah SANGAT kritis dibandingkan water fasting-nya sendiri. Saya memastikan ke rekan saya bahwa apa yang saya lakukan adalah benar. Lain hal karena puasa saya sebenarnya tanpa supervisi –DAN INI SANGAT TIDAK DISARANKAN PADA ANDA- , saya tetap membutuhkan konsultan yang ahli di bidangnya, yang bisa saya hubungi untuk mengetahui apakah yang terjadi pada saya normal ataukah tidak.

Sedikit tambahan informasi, rekan saya ini juga pernah meneliti soal puasa ramadhan atau yang biasa disebut sebagai intermitten fasting. Dia mengatakan puasa ramadhan secara teoritik seharusnya sehat, tapi apa yang dilakukan sebagian besar orang yang jadi partisipan risetnya justru tidak sehat, bukannya detoks tapi justru banyak memasukkan racun dan jadi penyakit baru.  Kenapa? Karena pada saat berbuka, orang justru rakus untuk makan apa saja. Bahkan menu-menunya pun berlemak dan susah di cerna oleh tubuh. Komposisi makanan dan minuman tidak diperhatikan. Organ pencernaan yang susut karena tidak makan selama beberapa jam, dipaksa untuk melahap makanan yang begitu banyak dan tidak mudah tercerna. Yang ada justru jadi penyakit dan toxic. Sayang, seharusnya ramadhan adalah saat yang tepat untuk detoksifikasi.

Semua keterangan rekan saya yang ahli biologi dan artikel yang saya baca terkait water fasting, membuat saya percaya bahwa ini adalah jalan yang mesti saya lakukan. Saya memutuskan untuk nekad melakukan 14 hari tanpa supervisi (ini SANGAT TIDAK DISARANKAN bagi anda), walau tetap dengan bimbingan ahlinya. Tapi pun saya tahu diri, bila terjadi indikasi yang tampaknya berbahaya pada diri saya pada saat puasa, saya akan segera menghentikannya.

 

—-

Saya memutuskan untuk membuang semua deadline pekerjaan yang sedianya harus saya serahkan tanggal 7 Januari 2014. Apapun, selama saya sekolah hingga kerja, saya selalu mendedikasikan diri yang terbaik untuk pekerjaan yang saya punya. Sekarang saatnya saya mesti memperhatikan diri dan apa kebutuhan tubuh saya. Saya sering makan tidak teratur dan begadang untuk menyelesaikan deadline. Tubuh saya menjerit tapi saya tidak mau dengar.

Saya buang jauh-jauh dari kepala saya bayangan soal Dominika (supervisor saya), permintaan rekan dari portugal Joao Faria untuk menyelesaikan plan joint research,  atau deadline dari editor jurnal yang mesti saya perbaiki. Saya buang mereka jauh-jauh. Saya tidak mau mereka mengganggu dalam kepala saya. Saya ingin bed rest dan saya ingin fokus ke hidup baru. Saya menulis email dan menjelaskan sedikit keadaan saya (tanpa menyebutkan water fasting) dan meminta perpanjangan hingga akhir januari atau pertengahan februari. Selanjutnya Email tak pernah lagi saya buka, dan baru niat saya buka setelah saya selesai menjalani puasa. Selama hidup, belum pernah saya punya panggilan untuk memulai hidup sehat seperti itu. Lain itu, beberapa testimoni mengatakan bahwa water fasting akan membuat orang seperti terlahir baru dan mereduksi stress bila benar-benar niat melakukannya.

Ketika melakukan water fasting itupun memang sangat disarankan bagi kita untuk lebih banyak beristirahat dan tidak beraktivitas. Tidur dan berbaring adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan untuk memaksimalkan detoksifikasi.

 

—-

 

Singkatnya, inilah yang terjadi pada saya selama 14 hari water fasting. Tulisan dibawah ini saya tulis aktual. Jika dibawah ditulis pada hari kedua misalnya, maka itulah yang saya tulis seketika pada malam hari kedua.

 

Hari pertama: biasa saja tidak ada masalah apapun. Seperti puasa ramadhan, saya tidak merasa lapar. Setiap kali merasa lapar saya hanya mengguyur kerongkongan saya dengan air. Air terbaik yang digunakan adalah air terdistilasi dan bukan air kemasan botolan. Bukan juga air mineral. Dalam kasus saya, saya tidak menggunakan distilled water namun air terfilter.  Dan itu masih diperbolehkan. Saya juga sangat tidak menyarankan anda untuk memfilter air tap di Indonesia. Usahakan buatlah air terdistilasi di Indonesia.

Saya buang air kecil setiap 15 menit sekali dan ini sangat merepotkan. Selain masalah air, Saya menghindari bahan-bahan kimia. Saya tidak menggunakan shampo, sabun, ataupun odol jika menyikat gigi. Sikat gigi hanya dengan air saja. Pokoknya, saya benar benar membiarkan tubuh saya untuk menjadi obat bagi saya. Hari ini total saya minum 7,5 liter air.

 

Hari kedua: saya mulai merasa lapar, tapi tetap saya minum air ketika lapar. Saya banyak berbaring dan sempat berjalan-jalan ke taman sekitar setengah jam. Bosan. Saya nonton film sedikit. Tubuh saya lemas dan kepala pusing. Saya hanya minum 6,5 liter air.

 

Hari Ketiga: Saya merasa lapar sekali. Muncul imaji soal makanan favorit saya, mulai nasi uduk, Lamb Kebab , Indian lamb curry, soto gubeng, nasi samin, Gule Kacang Ijo Kairo, Sate Kambing Kairo, dll. Ini yang disebut craving. Makanan itu menari-nari di atas kepala saya, tapi anehnya disaat yang sama, saya bisa mengobservasi mana yang ada di mind dan apa yang sejatinya saya mau.

Kepala saya juga pusing, terutama jika bangun tidur. Dari artikel yang saya baca dikatakan, bahwa ini adalah hal yang normal, jadi saya percaya bahwa ini akan dapat dilewati. Selain pusing, tentunya suhu tubuh juga turun.

Bau nafas saya tidak enak, tapi segera bisa dinetralisir jika saya minum air. Namun bau kembali lagi jika tenggorokan saya kering. Saya mulai sadar bahwa saya harus membatasi untuk berinteraksi dengan orang. Mungkin karena tidak menggunakan odol selama 3 hari, jadi cukup membuat nafas saya baunya khas.

Oiya semua undangan makan dari rekan-rekan saya mulai dari pesta ulang tahun tanggal 25 dan 29 Desember hingga perayaan tahun baru bersama semua rekan-rekan Indonesia dengan terpaksa saya tak bisa menghadiri. Saya jelaskan sedikit kondisi dan apa yang sedang saya lakukan via whatsapp. Jujur menjelaskan apa yang saya lakukan ini kadang cukup melelahkan. Reaksi pertama adalah, “WHATTT???” . Jawaban saya simpel, “tanya google saja!”.

 

Hari keempat:

Masa lapar sudah lewat. Saya tidak begitu merasa lapar. Selain berbaring, saya memutuskan untuk jalan-jalan lebih lama di taman setiap pagi. Mengamati tupai, rusa dan burung-burung yang berseliweran di taman. Saya merasa lebih segar dari hari sebelumnya. Bau kepala saya karena ketombe yang menumpuk sejak hari kedua, baru saya sadari baunya tidak semenyengat hari kedua dan ketiga. Yang aneh adalah indra penciuman saya yang semakin tajam. Saya ketika itu bisa merasakan bagaimana indahnya bau daun-daunan, yang selama ini saya tidak pernah bisa menikmatinya.

Lewat pada hari ketiga tubuh kita mengaktivasi cara makan yang lain yaitu dengan memakan cadangan energi yang kita punya. Yang dimakan juga adalah lemak, jaringan otot dan jaringan-jaringan rusak dan berbahaya di organ. Anehnya, eksim saya di satu daerah tertentu (saya punya di beberapa daerah) Hilang tanpa jejak dan bekas! 3 tahun ini baru pertama kali saya alami hilang sampai ke bekasnya.

Perut saya sempat agak kram, ketika satu tupai tiba-tiba naik ke kaki saya dan saya terkejut. Tapi beberapa kemudian perut saya normal lagi.

 

Hari kelima: Saya seperti biasa jalan dan duduk-duduk di taman di dekat tempat tinggal saya. Rasa lapar sudah hilang sama sekali. Kepala masih pusing terutama jika saya bangun dari tempat tidur, tapi hari ini jauh lebih baik daripada hari ketiga dan keempat. Imaji soal makanan hanya sesekali muncul. Anehnya hal kecil sudah bisa membuat saya bahagia. Mulai dari burung-burung terbang hingga angin semilir. Bahkan gerak dan sayap-sayap burung itu seperti slow motion buat saya. Saya memang segar tapi juga lemas. Tapi entah mental state saya membuat saya merasa bahwa setiap gerak di alam adalah bagian dari saya, dan saya juga bagian dari mereka (ini nggak lebay tapi memang itu yang saya rasakan). Ini adalah sensasi terhebat yang saya rasakan. Dan jujur, hal kecil mulai dari burung burung sea gull yang berebutan makanan bisa membuat tertawa. Tertawa lepas dan bahagia memang tidak harus dengan psychedelic stuff macam magic mushroom, LSD, ganja, atau alkohol.

Saya juga pergi ke salah satu pusat perbelanjaan untuk membeli filter air. Saya sulit untuk bisa menahan tawa karena orang-orang yang berjaket tebal itu bisa saya cium aroma tubuhnya.  Dan aroma-aroma itu tak bisa saya deskripsikan uniknya. Aneh dan unik-unik. Ada yang kecut, mirip bir, bebek atau agak bagaimana begitu –susah dideskripsikan-. Yang aneh justru ketika masuk toilet. Bau parfum toilet, membuat saya mual, padahal toiletnya wangi.

Persis di depan pusat perbelanjaan ini saya melihat orang merokok sekitar 4 meter di depan saya. Dan untuk pertama kalinya dalam hidup, saya merasa, maaf, jijik dengan asap rokok. Sepertinya tubuh saya mengenali bahwa itu adalah racun buat saya.

 

Hari keenam: Saya merasa segar. Energi yang saya dapatkan lebih dari biasanya. Saya berjalan-jalan di taman hingga 4 jam. Bekas eksim saya di salah satu bagian tubuh yang lain warnanya berubah lebih cerah seperti berganti menjadi warna normal kulit. Tapi disatu sisi ada bintik-bintik muncul di bagian perut kanan saya. Tapi saya percaya tubuh saya tahu yang terbaik untuk menghilangkan racun dalam diri saya. Sebelum melakukan puasa ini, beberapa bagian tubuh saya memang sering merasa gatal di bagian2 tertentu. Dan bintik2 yang muncul itu memang muncul di bagian yang dulunya sering gatal.

 

Hari ketujuh: Energi saya masih besar. Saya bahkan berjalan di taman hingga 6 jam. Mata saya kering dan merah. Tapi saya percaya juga ini adalah bagian dari terapi dari dan atas tubuh saya sendiri. Apapun yang terjadi pada diri saya, I’m thankful for that. Indra penciuman saya tidak lebih kuat seperti pada hari keempat dan kelima. Namun yang begitu saya nikmati adalah rasa bahagia dari hal kecil. Saya bisa merasakan setiap sentuhan kecil dari angin, suara-suara burung, dan juga gemerisik pohon. Yang terindah adalah ketika mendengar burung gagak berteriak dan berebutan mencari shelter di dahan ketika matahari mulai terbenam. Saya melihat hari ini orang memakan alexandria beef kebab di depan saya, tanpa rasa ngiler sama sekali. Saya senang sekali sudah melewati setengah rencana puasa saya.

 

Hari kedelapan : Rekan seflat saya Robert Michalic baru menyadari saya tidak makan apa-apa karena tidak adanya aktivitas di dapur selama beberapa hari. Padahal kami biasa ngobrol panjang saat masak di dapur. Dia bertanya apa yang saya lakukan. Ketika saya jelaskan saya water fasting. Dia langsung tersenyum. Dia tanya berapa hari, saya jawab 7 hari sudah dan sisa 7 hari. Dia bilang, “you must be stubborn person.” Dia pernah mendengar dan melihat liputannya di stasiun TV Polandia. Syukurlah tak perlu menjelaskan panjang. Semua bahan makanan saya mulai dari telur yang tersisa saya berikan ke dia.

Kondisi terlemah tubuh saya adalah hari ini. Dan setelah 6 hari ini, pertama kali saya pergi buang air besar walaupun tidak ada yang di buang kecuali gas. Mata saya masih merah, dan lidah terasa pahit. Tapi herannya bintik bintik merah di tubuh saya mulai hilang. Saya tidak jalan ke taman, bukan hanya karena cuaca, tapi juga karena kondisi tubuh yang sangat lemah. Saya berkali kali mendengar suara air di perut saya. Saya seharian hanya baring di kamar, berusaha memejamkan mata tapi sedikit susah. Saya percaya tubuh saya akan memberikan yang terbaik buat saya.

 

Hari Kesembilan : Energi hari ini mulai ada. Saya berjalan-jalan di sekitar kompleks flat saja. Ketika bintik bintik merah di daerah perut hilang di hari sebelumnya, namun justru sekarang saya amati punggung, dada, dan leher saya mulai timbul bercak-bercak merah. Di beberapa tempat justru muncul jerawat-jerawat besar. Leher saya pun juga tampak ruam merah walaupun tidak sebanyak di punggung. Pada beberapa artikel yang saya baca. Saya sudah memasuki bagian detox yang lebih dalam. Dikatakan kulit juga adalah tempat pengeluaran racun-racun tubuh. Ruam-ruam merah ini konon akan hilang jika berkeringat. Sementara saya tak mungkin berkeringat karena kondisi dan juga musim dingin.  

 

Hari Kesepuluh : Yang paling terasa dari hari ini adalah lidah saya terasa masam dan asin. Kesepian dan bosan karena hampir tidak pernah bertemu dengan orang sama sekali. Sempat tertidur ketika siang, namun malamnya jadi susah tidur. Saya mencoba mencari audio untuk self-hipnosis agar bisa membuat saya tertidur di malam hari. Bagian leher saya tumbuh jerawat satu. Perut saya berkali kali mengeluarkan gas.

 

Hari Kesebelas : Rekor minum saya yang terbanyak. Entah berapa kali, namun tenggorokan saya sering kali terasa kering. Di pagi hari saya pun beberapa kali membuang gas. Bercak di punggung masih terlihat bahkan area bercak bercak merah tersebut semakin membesar, namun beberapa jerawat besar yang muncul di punggung mengering. Eczema hilang total. Saya berjalan-jalan ke  taman Lazienki dan tak mampu berjalan-jalan dalam jarak panjang. Jalan beberapa meter nampaknya sudah merupakan energi yang besar bagi saya. Sempat mengintip segarnya buah melon. Dibayangan saya tiba-tiba terlintas untuk selesai puasa di hari kedua belas. Suara saya mulai parau.

 

Hari Kedua belas : Saya merasa baik-baik saja. Pusing yang terjadi pada minggu pertama tiba-tiba hilang. Saya tidak merasa pusing sama sekali walaupun energi juga terbatas. Bibir masih kering. Jerawat yang muncul di daerah punggung dan dada ketika water fasting mengering. Saya susah tidur. Simptom ini juga dialami oleh orang lain ketika detoks, tapi kita tidak boleh membiarkannya untuk tidur larut. Saya download video di youtube terkait hypnosis for deep sleep. Dan saya nyenyak tidur.

 

Hari Ketiga belas : Lidah saya tak seasin hari-hari sebelumnya. Saya buang air besar, tapi tak ada yang keluar kecuali gas dan juga bronjolan-bronjolan putih. Menurut keterangan rekan bahwa keluarnya bronjolan-bronjolan putih ini tak cukup biasa dialami oleh orang lain, tapi saya percaya itu adalah bagian dari detoks. Saya sempat naik bus untuk jalan-jalan di old town, selama di bus saya tersiksa karena saya bisa mencium bau badan orang orang disekitar saya. Wajah saya tampak lebih tua karena saya kehilangan lemak di wajah, tapi anehnya di wajah saya juga muncul beberapa jerawat besar. Saya amati juga bercak-bercak merah yang muncul di punggung saya warnanya semakin gelap dan bila diraba terasa kasar terutama di bagian atas punggung. Pada jam 8 malam juga ada kejadian menarik, selama setengah jam saya nyaris bersendawa tanpa henti.

 

Hari keempat belas : Saya segar walaupun tubuh saya lemah. Bercak-bercak di bagian punggung dan leher saya mulai terasa gatal. Saya agak khawatir  melihat kulit punggung saya yang mirip seperti orang kena penyakit gabag. Saya sampai tidak tega melihatnya. Kulit punggung saya mengalami inflamasi parah.  Namun berdasarkan keterangan yang saya baca itulah pengeluaran toxin. Kulit bagaimanapun adalah organ detoks terbesar karena merupakan organ yang benar-benar berhubungan dengan dunia luar, sehingga aktivitas detoks di bagian ini juga semakin besar.  Bercak-bercak, benjolan dan gatal dikatakan merupakan adaptasi tubuh untuk memberitahu kita bahwa ada ketidakseimbangan dalam aliran darah kita. Rekan saya mengatakan, itulah pentingnya untuk selalu berkeringat. Itulah kenapa detoks di musim panas jauh lebih efektif.

Saya menutup water fasting saya malam hari dengan mengikuti meditasi relaksasi selama dua jam di ulica Filtrowa di klub meditasi yang bernama humanrecycling.pl . Meditasi kali ini benar benar terasa vibrasinya buat saya.

 

Refeeding hari pertama

Fase ini adalah yang paling kritis. Kita harus memperlakukan diri kita seperti penderita malnutrisi. Jika anda rakus makan dan tak mengikuti aturan, bukan sehat yang anda dapat, tapi bisa saja resiko kematian. Puasanya seyogyanya justru jauh lebih tidak beresiko dibandingkan refeedingnya. Itu kenapa titik paling kritis justru pada refeeding selama empat hari pertama (karena puasa saya 2 minggu). Ingat organ pencernaan kita susut setelah 14 hari istirahat.

Makanan yang harus saya makan adalah buah yang mempunyai  kandungan air tinggi minimal 80 persen dan low acidid. Dan saya mesti tak berganti menu pada jam makan berikutnya di hari pertama.

Saya makan sebanyak 5 kali dimana jeda tiap makan adalah 2 jam. Saya tidak boleh minum 30 menit sebelum makan, dan 45 menit setelah makan. Saya membiarkan pencernaan saya bekerja tanpa air dan saya lakukan sesuai petunjuk. Dan setiap makan tidak boleh lebih dari 60 gram.

Buah yang saya pilih hari ini adalah melon. Dan melon itu seakan-akan adalah melon yang paliiiiing enak di dunia. Seakan-akan saya tidak pernah makan melon seenak itu. Saya mengunyahnya pelan-pelan dan sampai halus baru kemudian saya telan. Menurut ahli, selama water fasting lidah saya dinetralisir untuk menjadi default. Sehingga produk-produk alam terasa begitu pas dan nikmat di lidah. Saya tentunya saya tidak akan merusak kenikmatan produk alamiah dari Tuhan ini dengan makanan berbumbu.

Pada beberapa kasus orang mengalami mual di makan hari pertama hingga ketiga. Jika kondisi ini terjadi tetaplah makan sesuai jadwal tapi kurangi porsinya.

Pada bagian punggung saya, saya tidak memberikan obat apa-apa, namun saya rasakan punggung, dada, dan leher saya semakin kasar dan gatal. Inflamasi benar-benar parah di punggung saya. Menurut petunjuk, saya tak hanya harus berkeringat untuk menghilangkannya, namun juga melakukan 5 langkah daur eliminasi. Dan untuk melakukannya saya masih belum punya energi yang cukup

 

Refeeding hari kedua

Hari ini saya makan 5 kali juga namun jeda setiap makan adalah 2,5 jam. Energi saya mulai kembali. Saya masih makan melon namun porsinya dua kali lipat yaitu 120 gram. Saya mulai mengoleskan olive oil ke seputar punggung, dada, dan leher sebanyak 5 kali sehari.

 

Refeeding hari ketiga

Hari ini saya makan 4 kali sehari. Jeda antara setiap makan adalah 3 jam. Sehingga saya makan pukul 9, 12, 15, dan 18. Porsi setiap kali makan adalah 240 gram. Masih buah-buahan. Menu saya adalah pir dan pisang. Saya menambahkan anggur sedikit di menu saya. Plus setiap kali makan saya tambahkan satu buah kurma. Kurmanya terasa maniiiis. Saya seakan-akan baru pertama kali makan kurma.

Pada hari ketiga ini, seiring dengan peningkatan energi saya, maka saya mulai melakukan 5 langkah daur eliminasi untuk menghilangkan bercak-bercak mirip gabag yang sudah melebar kemana-mana di wilayah punggung, leher  dan dada.

5 langkah daur eliminasi adalah sebagai berikut :

  1. dinamic: mengusahakan untuk membuat denyut nadi saya mencapai angka 168 . Kenapa 168 karena 200 dikurangi umur saya yang 32. Yang saya lakukan adalah senam aerobik dan kemudian lari naik tangga dari lantai 1 ke lantai 6 flat dengan menggunakan 2 kaos 2 sweater plus jaket winter. Itu saja sudah cukup membuat saya berkeringat. Saya berhenti di lantai 4 karena sudah tidak kuat, dan saya tidak akan memaksakan diri
  2. Tonic : ketika sampai di rumah, saat dada saya masih berdetak cepqt, saya memijat organ kulit saya yang mempunyai bercak-bercak (dada, leher, punggung) dengan menggunakan olive oil (tentunya setelah keringat mengering). Bagian tersulit adalah bagian punggung –karena tidak ada yang memijat-
  3. Pyrophase: 25 menit setelah saya rileks dan cooling down, saya mengaktivasi jaringan keringat saya di dengan mandi air hangat. Idealnya seharusnya dengan sauna atau di steam room. Pelan-pelan saya naikkan lagi suhunya sampai batas yang saya bisa. Setelah 5 menit maka yang saya lakukan adalah tahap ke 4 dibawah.
  4. Criophase: Saya langsung merubah suhu mandi saya sampai pada suhu terdingin. Hfff… rasanya seperti air es. Tapi yang menarik adalah pengalaman perseptual disini. Semakin kita melawan rasa dingin tersebut, maka airnya semakin dingin, dan jika persepsi kita justru pasrah terhadap air tersebut, maka air menjadi tak sedingin nyatanya. Sensasi berganti dari air panas ke dingin ini benar-benar luar biasa. Ini pengalaman perseptual ataukah kita mau “melawan” ataukah “menerima” dengan pasrah stimulus dari luar. Saya mengakhiri mandi ini dengan air dingin sesuai instruksi
  5. Stabilization: Setelah melakukan tahapan terakhir. Yang ada badan saya lemas dan saya ingin langsung tidur. Dan benar saja. Jam 9 malam saya langsung tidur pulas.

 

Tahap 4 dan 5 ini biasa disebut sebagai hot-cold hydro therapy shower. Saya lakukan 3 putaran sekali mandi. Pada malamnya saya hanya mampu mengulang dua kali, dan nafas saya sudah tersengal-sengal. Saya toh tidak sedang berkompetisi dengan siapapun. Jadi saya yang tahu apakah saya kuat apa tidak.

Terapi mandi di atas dikatakan bermanfaat karena air panas dan dingin tersebut membuat sirkulasi tubuh kita seperti akordion. Efeknya adalah aliran darah yang macet dan tak bisa bergerak karena terblok menjadi lancar, pergerakan  nutrisi menjadi lebih siap untuk diserap oleh semua bagian tubuh, dan mempercepat tingkat kecepatan detoksifikasi. Saya juga tak memaksakan diri 25 menit paska olahraga harus mandi jika tubuh saya berkata tidak siap. Saya tidak mau terkena stroke atau jantung karena detak jantung saya masih bergerak cepat.

Pemijatan terhadap olive oil ini juga saya lakukan siang hari, walaupun tanpa mandi. Sehingga total saya melakukannya 3 kali.

 

Refeeding hari keempat

Makanan saya hari ini adalah salad buah tanpa dressing tentunya. Isinya Pisang, Pir, Alpokat, anggur merah, dan kurma. Sekali makan total adalah 400 gram. Dan perut saya seperti biasa saja dengan makanan tadi. Saya tidak merasa sebah. Sehari saya masih minum 4.5 liter air.

Saya amati punggung saya di pagi hari, Alhamdulillah, sudah hilang merintis-rintisnya. Bercak-bercak masih ada, namun saya melihat perubahan yang sangat signifikan. Setidaknya saya mulai tidak “jijik” dengan punggung saya sendiri. Dan bercak di dagu (sempat muncul sedikit di dagu) juga hilang. Tak ada rasa gatal sama sekali. Saya diberitahu bahwa kemungkinan dalam waktu 7-14 hari maka kulit punggung saya akan kembali normal.

Saya masih melakukan olahraga yang sama, aerobik singkat di awal dan kemudian lari dari tanggal lantai dasar hingga lantai 6. Lalu saya lanjutkan dengan langkah daur eliminasi tadi.

Malam hari saya merasakan pergerakan makanan di usus besar saya, saya sudah punya intuisi kuat bahwa besoknya adalah pertama kali saya BAB paska refeeding.

 

Refeeding hari kelima

Olahraga tetap sama. Bercak-bercak di punggung saya mulai menunjukkan tanda-tanda mengering. Seharusnya masa refeeding saya telah habis. Karena setiap waterfasting satu minggu, maka refeeding buah2an saya adalah dua hari. Jika saya melakukannya 14 hari maka, refeeding buah adalah 4 hari. Namun 3 kali makan di awal saya masih makan buah. Buah berair seperti apel, pir, dan juga yang less contain water seperti pisang.

Makanan keempat baru saya geber dengan sayur-sayuran. Saya membeli kubis merah, kubis putih, paprika kuning, timun, tomat, bawang merah, daun bawang, daun selada. Saya membuat salad dari sayuran tersebut dgn sedikit dressing. Dressingnya adalah sedikit sedikit garam, sedikit lada hitam, olive oil. Vegan mayonaise juga saya beri terpisah. Rasanyaaaaaaa mantaaaap gila. Belum pernah rasanya makan sayur segar dan salad seenak itu. J

Pagi hari, seperti dugaan saya. Saya akhirnya BAB. J Saya tak perlu menjelaskannya, namun saya bisa merasakan BAB yang sehat. J

 

Refeeding hari keenam

Hari ini saya makan salad seperti kemarin. Jam makan masih sama 4 kali sehari. Kali ini makan saya mungkin sampai 500 gram/meal. Dressing salad di meal pertama dan kedua sama seperti kemarin. Namun dressing salad pada meal ketiga dan keempat. Saya rubah menjadi bumbu kacang, sehingga berasa seperti gado-gado. Saya hanya memberikan dressing sedikit saja, karena sifat kacang yang acidic. Pada dasarnya hampir semua dressing adalah acidic sehingga juga mesti hati-hati dalam memberikan dressing ini agar komposisi makan tetap sehat. Saya tetap makan buah pisang di pagi hari.

Bercak-bercak di punggung saya juga mengering dan pada beberapa bagian terlihat berganti kulit baru.

Satu hal yang mesti diperhatikan adalah saya harus benar-benar mengobservasi apa yang terjadi pada tubuh saya, karena makanan baru yang saya makan pastinya akan menimbulkan reaksi tertentu, bisa jadi alergi tertentu. Bila terjadi seperti itu ganti makanan yang lain, atau tunggu saja reaksinya beberapa waktu. Saya sempat makan kacang almond 2 biji, dan saya sedikit merasa gatal di bagian tertentu, tapi ini hanya berlaku beberapa saat saja. Selanjutnya ketika saya coba lagi di sarapan berikutnya untuk memakan kacang almond lagi, tubuh saya baik-baik saja.

Catatan lagi, penting untuk menjaga menu dan porsi makan sesuai aturan agar metabolisme tubuh kita juga bisa berjalan se-efektif mungkin.

 

Untuk 4 minggu ke depan saya akan melanjutkan vegan diet dengan prioritas raw food vegan food sebelum akhirnya kembali ke makanan normal lagi. Namun hydrotherapy shower hanya akan saya lakukan sampai besok lusa (artinya saya hanya melakukannya total 7 hari). Selanjutnya frekuensinya akan saya kurangi terus.

 

Saya tak menganjurkan anda mengikuti saya, dikarenakan water fasting ini harus melewati beberapa titik kritis. Dan itu tidak mudah, perlu benar-benar cermat dan hati-hati. Jika anda ingin detoks saran saya lakukan saja juice fasting, karena dalam juice fasting anda tak harus melampaui masa-masa kritis dan lebih aman. Hasilnya pun berdasarkan beberapa jurnal yang saya baca juga efektif. Dan yang terpenting dari semua adalah supervisi atau kontrol dari ahli. Atau jika tidak, lakukan saja intermitten fasting seperti halnya ramadhan tapi dengan khusyuk. Artinya selain diniatkan ibadah, juga bukan sekedar menunda nafsu makan sehingga lebih rakus di saat buka, namun dengan minum air banyak, makan sayur mentah dan buah segar.

Apapun, setidaknya mungkin ada dua hal ekstrim yang mungkin pernah saya lakukan. Memutuskan sekolah di Rusia dengan suhu dan alam yang ekstrem ketika S2 dahulu adalah satu dari keputusan yang ekstrem dalam jangka panjang: )))). Sedangkan hal ekstrim kedua yang short term adalah water-fasting 14 hari.

Namun, keluar dari titik ekstrim dan zona nyaman adalah mencerahkan. Saya hari ini mendapat “hard deadline” karena beberapa minggu menghilang. Tak seperti biasanya yang panik, saya santai saja. Saya tetap bisa mengerjakan, fokus, dan pikiran tenang.

Saat ini, jam 10 atau 11 malam saya sudah tidur (sebelum ini tidur saya jam 1 jam 2 pagi). Bangun jam 5 atau 6 pagi. Dulu bila ada deadline bisa susah tidur bahkan tidur bisa jam 6 atau jam 7 pagi. Pagipun saya masih bisa berolahraga ringan.

Selanjutnya saya sudah meniatkan untuk hidup sehat. Saya berniat untuk selalu memperhatikan komposisi makanan saya. Saya tentunya tak berniat jadi vegan, tapi komposisi sayur, buah, dalam makanan saya setidaknya adalah dominan dari semua yang saya makan. Rokok sudah punah dari bayangan untuk bisa saya konsumsi. Semua produk-produk dari gandum berikut fermentasinya, sudah stop.

Bila toh ada yang membayar saya untuk merokok, tetap saja saya tidak mau. 15 tahun saya merokok, dan saya sempat berhenti 2,5 bulan, namun menjelang saya pulang ke Polandia, justru kebiasaan merokok saya kambuh lagi, ketika saya merasa bosan dan stress. Hal tersebut mungkin dikarenakan tubuh saya masih mengenali rokok sebagai sesuatu yang pernah diakrabi dan masih ada sisa-sisa adiksi. Tapi sekarang keadaan sudah berbeda. Bau asapnya saja saya sudah pusing. Detoks ini membuat saya benar-benar bisa mengenal mana yang racun dan mana yang tidak. Apapun, Water fasting adalah perjuangan short-term paling susah yang saya pernah lakukan, sehingga tidak akan saya buang sia-sia dengan memasukkan racun dalam tubuh saya. Lain hal, saya bakal nikah telat. Umur saya dengan anak saya kelak kemungkinan bakal terpaut 32 tahun lebih. Saya ingin panjang umur dan sehat untuk melihat anak-anak saya besar. hehehe

 

Bobot saya hilang antara 8-9 kg selama 14 hari puasa. But it’s ok. Saya memulainya dengan berat 59,4. Dan mengakhirinya dengan berat 50,3 kg. Hari keenam malam hari saya mengukur berat badan saya adalah 52,6. Saya yakin berat badan saya akan bertambah lagi dengan isi yang lebih sehat dan metabolisme yang lebih baik, sehingga dalam beberapa bulan ke depan saya bukan hanya akan mencapai 59,4 KG seperti di awal tapi juga berat badan ideal yaitu 64-65 kg.

Ini adalah murni pengalaman saya. Dan apa yang saya rasakan saat ini adalah segar bugar, terutama setiap bangun pagi.

SEKALI LAGI!!! saya tidak menganjurkan anda untuk mengikuti apa yang saya lakukan tanpa supervisi atau bimbingan ahli. Anda mesti tahu usia dan juga penyakit yang anda derita, apakah justru akan lebih parah dengan water fasting ataukah tidak. Jika anda mempunyai gangguan terhadap metabolisme gula, lemas akut, penyakit di kardiovaskular, dan beberapa penyakit lain tentunya puasa ini sangat tidak dianjurkan. Dan yang paling penting SEKALI LAGI anda mesti melakukannya dengan supervisi atau paling tidak bimbingan orang yang mengetahui sehingga bisa memberitahu anda apa yang terjadi.

Saya percaya profesionalitas tenaga medis, tapi untuk kali ini saya membiarkan biarkan tubuh saya sendiri yang menyelesaikannya. ))))

 

Beberapa artikel memang menginspirasi saya mulai dari

  1. http://www.fastingconnection.com/faq-about-fasting
  2. http://www.gaianstudies.org/articles4.htm
  3. http://www.greekmedicine.net/hygiene/Fasting_and_Purification.html
  4. http://cureeczemaslowly.com/3-day-water-fasting-experiment-journal/
  5. Dan juga pengalaman Basia Piechocinska yang membuat video dari hari ke hari selama pengalamannya 21 hari water fasting di  http://www.youtube.com/watch?v=l9TFQEOPAKg&list=PL83355D636BD3CB04

 

Beberapa jurnal ilmiah internasional yang memuat waterfasting misal adalah sbb:

  1. Fuhrman, J., Sarter, B., Calabro, DJ. 2002. Brief case reports of medically supervised, water-only fasting associated with remission of autoimmune disease. Alternatives therapies 8(4), p. 112-114
  2. Goldhamer,A., Lisle,D., Parpia., B. Anderson, S.V., Campbell, T.C. 2001. Medically Supervised Water-only Fasting in the Treatment of Hypertension. Journal of Manipulative and Physiological Therapeutics 24 (5), p. 335-339
  3. Goldhamer, A.C., Lisle, D.J., Sultana, P., Anderson, S.V., Parpia, B., Hughes, B., Campbell, T.C. 2002. Medically Supervised Water-Only Fasting in the Treatment of Borderline Hypertension. The Journal Of Alternative And Complementary Medicine 8(5), p. 643-650
  4. Horne, B.D., Muhlestein, J.B., Lappe, D.L., May, H.T., Carlquist, J.F., Galenko, O., Brunisholz, K.D., Anderson, J.L. 2013. Randomized cross-over trial of short-term water-only fasting: Metabolic and cardiovascular consequences.  Nutrition, Metabolism and Cardiovascular Diseases 23 (11), p. 1050-1057.

Beberapa lembaga supervisi puasa yang terkenal adalah salah satunya http://www.iahp.net/ , http://www.tanglewoodwellnesscenter.com/, Di polandia puasa ini biasa dilakukan oleh pihak gereja untuk healing penyakit sekaligus juga untuk tujuan spiritual. Pihak yang mensupervisi sebagai contoh adalah http://www.postdaniela.pl/ . Semoga di Indonesia ada juga.

 

94 Comments

  1. Pingback: houston junk car buyer

Leave a Reply to Intan Koesnadi Cancel

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*